Ramadan Datang Lagi


Saudara-saudari,

Apabila kita membuat kesilapan kita sering menyalahkan syaitan dan iblis yang menggoda kita. Tetapi mengapakah kesilapan yang sama turut berlaku dalam bulan Ramadhan? Adakah rantai-rantai yang membelit kaki-kaki syaitan itu terlalu panjang hingga dapat memberi 'petunjuk' kepada kita?

Sabda Rasulullah saw.:

"Apabila datang bulan Ramadhan, dibukakan pintu langit dan ditutup pintu neraka serta dibelenggu segala syaitan."

Semoga dengan keberkatan Ramadhan ini kita akan dapat menggilap kembali hati kita yang pudar dan melumpuhkan nafsu-nafsu hitam yang bertahta di hati kita selama ini. Oleh itu, inilah masa yang perlu digunakan sebaik mungkin untuk mendidik kembali nafsu kita yang selama ini dikongkong oleh syaitan. Berpuasa bukanlah sekadar berlapar semata-mata. Tetapi puasa adalah berlapar di samping mendidik nafsu dan peribadi manusia. Ini adalah jihad yang maha besar yang perlu dihadapi oleh setiap umat Islam.

Nabi Muhammad saw pernah bersabda:

"Berjihadlah kamu dengan lapar dan dahaga kerana pahalanya seperti pahala mujahid di jalan Allah (fi sabilillah) dan sesungguhnya tiada amalan yang lebih diperkenankan oleh Allah selain menahan lapar dan dahaga"

Saudara-saudari,

Bulan Ramadhan ini adalah anugerah Allah sebagai lambang kasih sayang kepada hamba-hamba Nya. Allah tidak mensia-siakan keletihan umatnya yang berpuasa hinggakan tidur di waktu siang juga diberikan pahala. Begitu besarnya kasih sayang Allah pada kita. Oleh itu marilah bersama-sama kita menilai diri kita. Semoga tahun ini amalan kita akan semakin bertambah dan sempurna perlaksanaannya. Insya Allah. Janganlah kita termasuk dalam golongan yang menganiayai diri

sendiri.

Sabda Rasulullah saw:

"Barangsiapa yang mendirikan Ramadhan dengan penuh keimanan nescaya diampunkan segala dosa-dosanya yang lalu."


"Berpuasa pada bulan Ramadhan dan berpuasa sebanyak tiga hari pada setiap bulan akan menjauhkan fikiran jahat daripada hati dan membersihkannya."

Ramadhan menjenguk lagi. Dan sedari awal kedatangannya memang dinanti. Inilah masa yang paling sesuai untuk merebut ganjaran pahala yang berlipat kali ganda tanpa diganggu-gugat oleh syaitan dan iblis, hanya nafsu yang perlu dikawal. Setiap individu mempunyai cara yang tersendiri menyambut Ramadhan. Ada juga mukmin yang memulakan sambutan puasa dengan berpuasa sunat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW
yang bermaksud:

"Janganlah kamu mendahului Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari sebelumnya, kecuali seseorang yang telah membiasakan diri berpuasa sunat, maka ia dibolehkan berpuasa." - HR Tujuh Ahli Hadith

Puasa Ramadhan tidak boleh dimulakan dengan berpuasa sunat atas alasan ingin menyambut ketibaan Ramadhan. Namun, jika seseorang individu itu telah biasa dan memang mengamalkan berpuasa sunat di dalam hidupnya, maka individu ini tidak
ditegah untuk berpuasa sunat walaupun puasa sunat yang dilakukannya adalah pada sehari atau dua hari sebelum kedatangan Ramadhan. Malahan, hal seperti ini dibolehkan di dalam Islam. Misalnya, jika seseorang itu telah biasa berpuasa sunat pada setiap hari Isnin dan Ramadhan pada tahun itu jatuh pada hari Selasa, maka individu itu dibolehkan meneruskan puasa sunatnya sebagaimana lazimnya.

Namun jika individu itu sengaja melakukan puasa sunat sedangkan itu bukanlah kebiasaan amalannya, maka puasa seperti ini adalah diharamkan kerana ia dikatakan sebagai mendahului ibadat puasa Ramadhan. Walaupun ada segolongan individu yang berpendapat puasa seperti ini sebagai satu penghormatan untuk menyambut ketibaan Ramadhan tetapi Rasulullah SAW sendiri menidakkan dalil yang sebegini dan menegah sama sekali amalannya.

Terdapat segelintir golongan bukan Islam yang berpendapat ibadat puasa ini tidak lain daripada meletih dan menyeksakan lantaran pantang larang yang perlu dipatuhi, namun pendapat-pendapat sebegini mula terhakis berikutan penemuan dan kajian yang dijalankan menunjukkan bahawa puasa adalah satu amalan yang baik bagi menjamin tahap kesihatan mental dan fizikal secara keseluruhannya.

Di samping menerangkan kepada mereka tentang konsep sebenar ibadat dalam Islam, kita sentiasa digalakkan untuk memperbaiki dan menambah amalan dari semada ke semasa terutamanya di dalam bulan Ramadhan ini. Ibadat utama dalam Ramadhan ialah untuk mengerjakan puasa.

"Barangsiapa tidak membulatkan niatnya berpuasa sebelum fajar (subuh), maka tidak ada puasa baginya." - HR Ahmad & Ashabus Sunan

Awal puasa ialah berniat untuk mengerjakan ibadat tersebut.

Niat puasa terbahagi kepada dua iaitu:

Berniat setiap malam sebelum datangnya waktu Subuh - seseorang yang berkeinginan untuk berpuasa, wajib menyatakan niatnya; Berniat pada awal bulan Ramadhan sebelum datangnya waktu Subuh - seseorang yang ingin berpuasa pada bulan tersebut, wajib menyatakan niatnya untuk berpuasa selama satu bulan Ramadhan.

Kedua-dua pengertian ini boleh diterima pakai, namun bagi mendidik anak-anak kecil berlatih berpuasa, lebih wajar jika kaedah yang pertama ini diterapkan kepada mereka. Manakala kaedah yang kedua pula lebih mudah dan meringankan Seseorang yang akan mengerjakan ibadat puasa selama sebulan Ramadhan, memadai jika menyatakan niat puasanya sekali pada malam pertama Ramadhan. Jika niatnya dinyatakan setiap malam, maka hal ini dikategorikan sebagai sunat dan tidak mendatangkan sebarang kemudaratan.

Selamat Berpuasa

Artikel diatas untuk peringatan kepada semua kawan - kawan yang membaca. Saya harapkan bulan ini perlu dengan rahmat cahaya dari Maha Kuasa

Hukum Merayakan Valentine




Pertanyaan:
Bagaimana hukum merayakan hari Kasih Sayang / Valentine Day?

Jawab:
“Merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena:

Pertama: ia merupakan hari raya bid‘ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari‘at Islam.

Kedua: ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) – semoga Allah meridhai mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya.”

Maka adalah wajib bagi setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk melaksanakan wala’ dan bara’ ( loyalitas kepada muslimin dan berlepas diri dari golongan kafir) yang merupakan dasar akidah yang dipegang oleh para salaf shalih. Yaitu mencintai orang-orang mu’min dan membenci dan menyelisihi (membedakan diri dengan) orang-orang kafir dalam ibadah dan perilaku.

Di antara dampak buruk menyerupai mereka adalah: ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah nilai-nilai Islam. Dampak buruk lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap raka’at shalatnya membaca,

“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (Al-Fatihah:6-7)

Bagaimana bisa ia memohon kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yang mukmin dan dijauhkan darinya jalan golongan mereka yang sesat dan dimurkai, namun ia sendiri malah menempuh jalan sesat itu dengan sukarela. Lain dari itu, mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup mereka akan membuat mereka senang serta dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati.

Allah Subhannahu wa Ta’ala telah berfirman, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Maidah:51)

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Mujadilah: 22)

Ada seorang gadis mengatakan, bahwa ia tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-orang yang memperingatinya.

Saudaraku! Ini adalah suatu kelalaian, padahal sekali lagi: Perayaan ini adalah acara ritual agama lain! Hadiah yang diberikan sebagai ungkapan cinta adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan dengan pesta-pesta ritual agama lain dan tradisi-tradisi Barat, akan mengakibatkan seseorang terobsesi oleh budaya dan gaya hidup mereka.

Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda.

Alhamdulillah, kita mempunyai pengganti yang jauh lebih baik dari itu semua, sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka. Di antaranya, bahwa dalam pandangan kita, seorang ibu mempunyai kedudukan yang agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan cinta itu kepadanya dari waktu ke waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami …dst, tapi hal itu tidak kita lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir.

Semoga Allah Subhannahu wa Ta’ala senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk masuk ke dalam Surga yang hamparannya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.

Menyampaikan Kebenaran adalah kewajiban setiap Muslim. Kesempatan kita saat ini untuk berdakwah adalah dengan menyampaikan buletin ini kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahuinya.

Semoga Allah Ta’ala Membalas ‘Amal Ibadah Kita.